Tugas pendidik (pengajar) menebalkan menebalkan
garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku untuk menjadi manusia seutuhnya. Garis samar-samar dapat diimplementasikan
melalui kelas/sekolah dengan bentuk pembelajaran dini di usia sekolah.
Pengajaran memiliki tujuan untuk mengenalkan dan menjaga budaya lokal serta
melindungi dari pengaruh budaya luar. Pada dasarnya, budaya akan membentuk
karakter (kodrat alam) berupa pembiasaan dan kebiasaan di lingkungan sekitar.
Sedangkan isinya (kodrat zaman) dipengaruhi oleh hal lain yang didapatkan di
sekolah, media-media interaktif lainnya baik cetak maupun internet.
KHD menyatakan bahwa tuuan pendidikan
adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Guru sebagai
pengajar (pamong), seorang guru perlu menerapkan sistem among. Konsep Among mempunyai pengertian menjaga, membina
dan mendidik anak dengan kasih sayang. Menuntun peserta didik sesuai dengan
kodrat tanpa paksaan yang merupakan perwujudan dari Ing Ngarso Sung Tuludha,
Ing Madya Mangun Karasa, dan Tut Wuri Handayani.
1.
Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran
di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum mempelajari modul 1.1 , penulis beranggapan bahwa:
a.
Transfer ilmu.
b.
Teacher center.
c.
Keberhailan belajar berdasar nilai KKM.
Sebelum mempelajari modul 1.1 , penulis
beranggapan bahwa:
a.
Proses pembelajaran mencakup aspek perkembangan anak; apek
Kognitif, Afektif, Psikomotor, Spiritual, Sosial-emosional, dan budaya.
b.
Student center (ekspeasi, berpendapat, berkreasi).
c.
Guru sebagai motovator dan fasilitator.
2.
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda
setelah mempelajari modul ini?
Modul 1.1 memberikan wawasan bahwa seorang guru haruslah terbuka menerima
masukan, mengikuti perkembangan zaman, dan memegang teguh prinsip leluhur untuk
menstabilkan sikap dan karakter manusia seutuhnya. Seorang pendidik haruslah
terus belajar untuk terus mengasah kompetensinya. Seperti kata pepatah tajam
pisau karena diasah. Sorang guru harusnya mengikuti perkembangan zaman yang
selalu dinamis (berubah), tentu saja peserta didik memiliki kodrat yang berbeda.
Sebagai agen perubahan dan ujung tmbak pendidikan, guru seharusnya mampu
menjadi tauladan. Warisan leluur melalui budaya perlu dirawat agar tetap menjadi
ciri khas manusia Indonesia seutuhnya.
azas trikon (Kontinuitas, konvergensi, dan konsentris) menadi prinsip
perubahan untuk mewujudkan transformasi pendidikan. Hal tersebut sebagai upaya penerapan
merdeka belajar. Kontinuitas maksudnya
adalah ketika belajar kita harus berkelanjutan. Lalu konvergensi maksudnya
adalah pendidikan harus memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan
kita. Kemudian konsentris maksudnya adalah pendidikan harus menghargai
keberagaman dan memerdekakan pembelajar. Jadi jelas sekali terlihat bahwa
pendidikan itu memerdekakan.
Penerapan pelaksanaan trikon pada pembelajaran yaitu:
a.
Kontinuitas : pembelajaran berdiferensial
b.
Konvergensi : peran guru sebagai motivator dan
fasilitator
c.
Konsentris: student center dan pembelaaran berbudaya lokal
3.
Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar
kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
Setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda sesuai kodrat alamnya.
Sebagai pendidik, menuntun agar dapat berkembang kearah yang lebih baik dan
bisa mengikuti kodrat zamannya. Kolaborasi dapat diterapkan untuk mendapatkan
beberapa tujuan. Kolaborasi dapat dilakukan dengan guru pada mata pelajaran
yang sama diampu maupun antar mata pelajaran. Kolaborasi sebagai bentuk
kebebasan dalam berpikir. Tujuan kolaborasi tersebut antara lain:
a. Rancang desain pembelajaran yang menarik
b. pemetaan bakat minat dan potensi siswa
c. Pembelajaran diferensiasi
d. ikhlas menuntun dan mendampingi siswanya
dimanapun berada.
e. Murid sebagai subyek
f. Pembelajaran abad 21 yang berpikir kritis,
kreatif, komunikatif dan kolaboratif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar