Selasa, 04 Juni 2024

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF

 




DISEMINASI DISIPLIN POSITIF

Oleh : AFIF ALI, S.Pd.

Calon Guru Penggerak Angkatan 10

SMK Negeri 1 Pasuruan, Jawa Timur

 

 

A. LATAR BELAKANG

Fenomena krisis karakter masyarakat khususnya usia gen z sangat memprihatinkan. Tren budaya tanpa filter memiliki pengaruh besar, sehingga tidak sedap dipandang maupun didengar. Sekolah sebagai ujung tombak pendidikan di Indonesia ikut merasakan imbas akibat perilaku remaja labil yang mudah dipengaruhi.

Sekolah sebagai institusi pembentukan karakter memiliki tantangan luar biasa. Sekolah diharapkan mampu mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan melalui pembiasaan budaya positif yang berpihak pada murid.

Pada dasarnya, pendidikan itu menuntun seperti halnya filosofi pemikiran KHD bahwa proses menuntun segala kodrat anak yang ada pada anak agar meraih kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pembiasaan budaya positif dapat dilakukan melalui keyakinan kelas. Keyakinan kelas merupakan peraturan yang berasal dari dua arah, baik murid maupun guru. Keyakinan kelas diharapkan mampu menciptakan kesadaran diri atas efek perilaku individu. Bukan lagi menghindari hukuman ataupun konsekuensi atas kesalahan.

Proses kesadaran diri memanfaatkan segitiga restitusi untuk penanganan masalah. Segitiga restitusi merupakan salah satu pendekatan untuk menciptakan kondisi bagi peserta didik memperbaiki kesalahan mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;2004)

 

B. TUJUAN

1. Menumbuhkan budaya positif dengan menanamkan nilai kebajikan paradigma keyakinan kelas

2. Menumbuhkan nilai - nilai profil pelajar pancasila pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran

3. Memahami konsep posisi kontrol sebagai pendidik

4. Memahami konsep kebutuhan dasar manusia

5. Memahami penerapan segitiga restitusi untuk menyelesaikan masalah

 

C. TOLOK UKUR

1. Peserta didik mampu membuat kesepakatan dan keyakinan kelas sesuai dengan nilai - nilai Profil Pelajar Pancasila

2. Peserta didik mampu menjalankan kesepakatan yang telah dibuat dengan penuh tanggung jawab

3. Peserta didik mampu menentukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya

4. Peserta didik mampu menunjukkan perubahan perilaku sebagai pembelajaran atas masalah yang pernah dihadapinya

5. Peserta didik dan guru mampu melaksanakan budaya positif (keyakinan kelas dan segitiga restitusi) secara konsisten

 

D. LINIMASA TINDAKAN

1. Kolaborasi dengan rekan CGP antar sekolah.

2. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 2 Pasuruan untuk melakukan diseminasi.

3. Melakukan diseminasi kepada warga sekolah terkait budaya positif, nilai kebajikan, kebutuhan dasar manusia, lima posisi kontrol guru, keyakinanan kelas dan segitiga restitusi

 

E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

1. Kerja sama antara guru dan orang tua sebagai lingkungan pertama untuk menerapkan budaya positif siswa

2. Warga sekolah sebagai teladan untuk menerapkan budaya posistif di lingkungan sekolah

3. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah

 


F. DESKRIPSI AKSI NYATA

Untuk dapat terlaksana aksi nyata ini langkah pertama yang kami lakukan adalah kolaborasi antar CGP angkatan 10. Lalu, rekan-rekan CGP menyampaikan rencana Diseminasi Budaya Positif kepada Kepala SMA Negeri 2 Pasuruan. Selanjutnya persiapan kegiatan diseminasi yang meliputi; materi dalam bentuk power point, flayer, registrasi melalui google form, daftar hadir, konsumsi, sarana prasaran, dan proses perekaman.

Sasaran Diseminasi Budaya Positif ini adalah Bapak/Ibu Guru Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri 2 Pasuruan sebanyak 42 orang.

Kegiatan Diseminasi Budaya Positif dilaksanakan pada hari Senin, 3 Juni 2024 dan dihadiri oleh kepala sekolah dan peserta. Kepala sekolah menyampaikan bahwa Diseminasi Budaya Positif merupakan kegiatan berbagi praktik baik dan perlu diterapkan. Hal tersebut sesuai dengan filosofi pemikiran KHD yaitu pendidikan yang berpihak pada murid.

 

G. HASIL DARI AKSI NYATA

Rangkaian kegiatan Aksi Nyata Diseminasi Budaya Positif sangat dipahami pendidik dan tenaga kependidikan. Penyusunan keyakinan kelas dengan konsep dua arah antara guru dan siswa perlu diterapkan akan timbul kesadaran diri peserta dengan adanya perubahan pola pikir. Segitiga restitusi akan menghadirkan kedekatan antara guru dan murid.

 

H. PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT DARI AKSI NYATA

Hal yang kami dapatkan dalam kegiatan Diseminasi Budaya Positif adalah kolaborasi. Kolaborasi calon guru penggerak antar sekolah menciptakan kedekatan antara dua lenmbaga pendidikan khususnya antar guru. Semoga kerja sama ini terus berlanjut pada bidang yang lebih luas dan topik yang lebih menarik. Insan pendidikan perlu adanya kolaborasi untuk mendapatkan suasan baru sebagai wujud pendidikan milik bersama dan akan dilkalui sepanjang hayat.

 

I. RENCANA PERBAIKAN

Sebagai tindak lanjut, saya akan terus berinovasi dengan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa. Budaya positif perlu diterapkan di sekolah khususnya pendidik karena guru merupakan panutan yang harus menjadi contoh nyata baik di sekolah maupun masyarakat. Penerapan budaya positif melalui keyakinan kelas diharapkan mampu menuntun peserta didik untuk mewujudkan profil pelajar pancasila serta ikut berpartisipasi mendukung visi sekolah.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar