Hari Jum’at penuh rahmat dan
barokah. Saat itu, tanggal 27 Mei 2010 Kota Surabaya bercuaca cerah. Aku pun beranjak menuju sekolah, tempatku
mengabdi sebagai GTT (Guru Tidak Tetap) beberapa waktu lamanya. Sampai akhirnya aku mengikuti tes sebagai calon abdi Negara di Kota tempatku bertugas membina anak bangsa. Begitu banyak kenangan terindah yang
tidak mungkin kulupakan begitu saja. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat sekolah (mulai dari guru, murid, staff administrasi bahkan wali murid pun
merasakan kenangan indah itu). Coretan kecil ini akan mengungkap kerinduan hati akan kemesraan dan kebersamaan yang pernah terjalin bersama mereka.
Hari itu, aku mengurus surat-surat untuk melengkapi administrasi di instansi tempatku bertugas sekarang. Aku pun datang ke sekolah yang lama dan tentu saja bertemu mereka.
Awan yang semula cerah tiba-tiba kelam, air hujanpun menetes mewarnai perjumpaan kami. tak terasa mata kami pun sembab, haru dan rindu berkumpul menjadi satu sebagai pertanda akan rindunya pertemuan yang telah kami impikan. Bahkan ada wali murid dan anak-anak mengharapkan aku kembali mengajar di sekolah itu. "Pak mengajar kembali disini ya, kasihan anak-anak, karena penggantinya tidak memiliki pribadi seperti bapak", menurut mereka. Padahal mungkin saja aku tak sebaik kata wali murid tersebut.
“Maksud hati memeluk gunung apalah daya tangan tak sampai”. Aku menjawab : tugas yang ku emban disana cukup berat, sehingga aku pun tak berdaya untuk kembali mengajar disini, serta administrasi kepegawaian juga melarang untuk double job. Satu hal lagi Allah telah menentukan bahwa disanalah aku dapat berkarya lebih baik lagi untuk membina anak bangsa tempatku bertugas sekarang, disana juga merupakan masa depanku untuk hidup lebih baik lagi (bukan berarti kejar materi).
Prinsipku “KERJA ITU IBADAH”, tetapi setiap insan pasti butuh kecukupan materi untuk bekal ibadah. Ada juga salah satu muridku bilang; : Pak, aku kangen sekali dengan pak Afif (sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya), aku pun tak kuasa melihatnya (sambil ku elus rambutnya). "sekarang saya sudah disini, kenapa masih nangis, heheheee" ucapku menghibur mereka sambil teharu.
Bahkan sewaktu mau pulang dan berangkat sholat jum’at mereka berkumpul mencegahku untuk pulang, alasannya masih kangen. Aku pun tak dapat menolaknya dan akhirnya terpaksa sholat jum’at di masjid sekitar sekolah. Akhirnya ku pulang membawa kenangan berupa kerinduan mereka.
Disini ingin ku sampaikan sesuatu kepada mereka walaupun mereka tidak dapat mendengarnya khususnya buat Ibu-Ibu Guru, Wali Murid dan Anak-Anak yang pernah aku bina: “maafkan saya karna tugas yang ku emban membutuhkan keseriusan dan saya butuh interaksi ditempat yang baru sehingga harus fokus agar mendapatkan hasil maksimal”.
Walaupun begitu hati ini tetap tak dapat melupakan kenangan indah yang pernah terjalin apik, karna terlalu manis untuk dilupakan.
YA ALLAH YA ROBBUL IZZATI
Hamba rindu kedamaian yang pernah terjalin
Hamba rindu
suasana yang pernah singgah dalam perjalanan hidupku
Hamba rindu
kebersamaan ketika bersama bersendah gurau
Hati ini
menangis darah ketika mengingatnya
Mata ini tak
kuasa menahan linangan air mata
Kenangan itu terlalu
indah dan manis untuk dilupakan
Emosi pun
memuncak ketika mengingatnya
Sewaktu
ku tulis catatan kecil ini, kuberharap mereka tak pernah melupakan aku, dan aku
berdo’a smoga kami dapat terus berkomunikasi walaupun via sms. Dan saat ku
tulis catatan ini tak terasa mataku sembab ketika mengingatnya.
Inilah
sepetik do’aku buat mereka:
ALLAAHUMM
MAGHHFIR LILMU’MINIINA WALMU’MINAAT WALMUSLIMIINA WALMUSLIMAAT AL-AHYAA-I MIN
HUM WAL AMWAAT
ROBBANAA
DHOLAMNAA ANGFUSANAA WA-ILLAM TAGHFIRLANAA WATARHAMNA LANAKUUNANNA MINAL
KHOSHIRIIN
LAA
ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINADH DHOOLIMIIN
YAA
MAULAANA YAAMUJIIB YAA HADZIIID LAA YAHIIB
TAWASSALANA
ILAIKA BI HABIIBI TAQDLI HAAJATI QORIIB
WASHOLLALLAAHU
‘ALA SAIYIDINA WAMAULAANA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA
AALIHII WASHOHBIHII WASALLIM
IRHAMNA
JAAMII’AH WARZUQNA WAA SI-‘AH
YA
ALLAAH KHOOLIQUL ANAAM
AMIN YA
ALLAAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar