Minggu, 08 Januari 2012

Budaya Meremehkan

Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatulloohi Wa Barokaatuh

Terkadang melihat dan mendengar teman2 berkomunikasi menyampaikan kata atau panggilan dengan bahasa arab ingin ketawa sendiri. hmmm
tapi klo ditunjukkan, katanya menghina... repot juga ya...
padahal tidak sedikit dari teman2 yg belum paham bahkan tidak mengenal ilmu alat (shorof) dan tata bahasanya (nahwu).
suatu contoh kecil:
antum = kamu baik laki2 atau perempuan, padahal maksud mereka untuk satu orang entah laki2 atau perempuan. yang benar seharusnya:
anta = kamu laki-laki
anti = kamu perempuan, dan
antum = kalian...
hmmm atau karena budaya kita yg suka meremehkan... contoh kecil lagi, saat guru tercinta almarhumah "Ibu Mukijah" bercerita tentang sejarah sayuran "Gobis" entah sejarah itu benar atau sengaja dibuat agar terkesan menarik... heeeee....
Gobis, yang benar adalah kol, tapi kenapa kq jadi gobis ya.... hmmm... begini ceritanya:

seorang pribumi yng bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga pada seorang mener Belanda, ketika itu ia diperintah masak sayuran yg belum pernah dimasak bahkan nama sayurannya ia pun tidak tahu.
Alhasil saat bertanya kepada tuannya...
Mener     : ngos… jongos?
PRT        : Ada apa Nik?
Mener     : Cepat kamu masak ini?
PRT        : Iya Nik…. Nik, ini namanya apa?
Mener     : itu namanya Kol beast
PRT        : o... gobis...

lalu bersegera ia masak, setelah itu ia pun bergegas pulang serta memberitahu tetangga dan saudaranya bahwa ia baru saja masak sayur gobis.

PRT      : nduk-nduk kesini saya kasih tahu
Saudara : ada apa mbak yu?
PRT      : saya tadi disuruh Nonik masak gobis
Saudara : Gobis??? apa itu?
PRT       : itu lo... yg warnanya putih kehijauan, bentuknya bulat dan berlembar-lembar
Saudara : o itu... lha... ini namanya gobis ya?
PRT       : ho'o....

dan anda tahu sendiri, bahasa itu jadi bahasa daerah bahkan membudaya di negeri kita tercinta... dan secara tidak langsung, pebelajaran apa yang kita peroleh?
ya mestinya saling mengumpat... hmmm capek d.....!!!!!

afwan sobat bukan bermaksud mengurui, tetapi alangkah baiknya menggunakan bahasa yg kita benar2 paham. boleh saja menggunakan bahasa arab asal paham, tp jangan arab patek nggenah... wkwkwk
sekali lagi saya mohon maaf, saya sendiri mengakui, belum menguasai bahkan bisa dikatakan tidak paham.

Hal diatas masih tentang bahasa, bagaimana dengan hal yg tingkat resikonya lebih besar... contoh kabel listrik. lha gara2 menganggap remeh terus terjadi kebakaran, katanya sulapan terus bilangnya musibah dan endingnya... menggerutu (mencak-mencak) tanpa sadar kesalahan yang dibuat..... wkwkwk...

sekali lagi maafkan daku sobat...

hikmah yang dapat kita ambil dari hal diatas adalah:
siapa yang menanam maka ia pula yang memetik
disiplin kunci sukses

Wassalaamu 'Alaikum Wa Rohmatulloohi Wa Barokaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar